Ada Manipulasi Di Indomaret Dan Alfamart

Sebenarnya saya ingin memposting subjek ini sejak lama, tapi saya tidak tahu kenapa jadi tertunda. Yaaa, mungkin saya merasa tidak tega atau apalah, tapi yang pasti siang ini, saya ingin “mocking” sedikit tentang bagaimana saya – diperlakukan dengan “tidak menyenangkan” selaku konsumen.

Ceritanya begini, semalam saya belanja di Alfa Mart Comal, saya beli macem2 lah…oke, yang ini tidak ada masalah. Lalu saya kelupaan beli pisau cukur merk Gilette warna kuning. Harganya 3925 rupiah. Oke, saya bayar dengan uang 5000-an. Dan ternyata kasirnya cuma mengembalikan uang 1000 rupiah. dia bilang tidak ada 75 rupiah.

Kemarin, saya beli di Alfa Mart pleburan. Saya beli Malkist rasa abon. Dari harga yang tertera, saya melihat angka 4000 dicoret dan diganti dengan 3975. Hemat 25 rupiah. Tapi apa yang terjadi, kasir tetap menghitungnya sebagai harga 4000 rupiah? So? kenapa musti dicoret? repot bener?

Begitu juga dibeberapa Indomaret, juga seperti itu. Hhhh….

Entah bagaimana saya menyebutnya? Apakah ini tindakan manipulasi? Atau lebih parah boleh saya sebut sebagai pencurian? Kenapa harga 3925 tidak dihitung sebagai 3900, malah 4000? lalu kemana yang 75 rupiah?

Ada gosip kalau kelebihan uang itu adalah “komisi” dari konsumen kepada karyawan Minimarket seperti itu. Kelebihan2 uang seperti itu akan dikumpulkan dan dibagi untuk para karyawannya.

Well, siapa yang tahu? Wallohu’alam…

Saya hanya kesal karena saya merasa dimanipulasi. Harga2 tersebut memang jatuhnya murah kalau saja saya berbelanja dalam partai besar, kalau hanya 1 -2 barang, tetap saja jatuhnya mahal. Dan bayangkan saja jika 75 rupiah dikalikan 10 pembeli. Sudah 750, kalikan 100, kalikan 1000. Jauh ya perhitungannya? tapi bukan tidak mungkin target pembeli bisa mencapai nilai segitu.

Saya bukannya tidak ikhlas…dan saya tidak memukul rata semua AlfaMart atau Indomaret seperti itu. Mungkin ada juga yang tidak membulatkan harga dengan seenaknya. Ada yang malah tidak menghitung kelebihan harga itu. Misal, 3925 dihitung 3900. Pasti ada, karena saya pernah sekali mengalaminya dimana kasir AlfaMart, saya lupa daerah mana, menghitung dengan cara seperti itu. Tapi baru sekali saya mengalaminya dan berkali-kali saya mengalami hal yang tidak mengenakkan.

Perasaan ini…sama halnya ketika saya diberi permen untuk kembalian belanja. Saya bayar pakai uang kenapa saya di”susuki” pake permen? Emang situ mau kalau saya belanja bayar pake permen?

Pada saat inilah saya sebagai konsumen dan mungkin juga anda, harusnya menunjukkan posisi sebagai konsumen yang cerdas. Hanya saja memang, kadang2 hal itu dikalahkan dengan perasaan tidak enak, atau nggak mau cari gara-gara dimuka umum hanya karena uang 25 atau 50 perak.

Tapi memang hal seperti ini tidak selayaknya dibiarkan. Karena bagaimanapun, kesejahteraan karyawan minimarket itu adalah tanggung jawab para pemiliknya, bukan kita2 juga konsumen yang harus tanggung renteng urunan buat kasih komisi yang secara tidak langsung diambil dari pembulatan harga yang semena-mena seperti yang saya alami semalam.

Jangan bilang “Udaaahhh..itung-itung amal…” ya?

Percuma juga dihitung amal kalau sayanya sendiri nggak ikhlas. Toh masih banyak cara yang lebih enak buat beramal kok? Bukan dengan cara dimanipulasi seperti itu.

Harusnya, pemilik minimarket seperti itu memberikan pendidikan bagaimana berbisnis yang baik demi kepuasan konsumennya. Dan para supervisor bisa menindak tegas pada tiap kasir yang melakukan manipulasi. Demi apa lagi kalau bukan demi kelangsungan bisnis mereka sendiri?

Cuma sayang, masih sedikit konsumen yang mau cerewet soal beginian. Yaaaa..barangkali salah satunya adalah dengan tidak meributkan hal kecil seperti ini. Sekali lagi, ini bukan masalah memikirkan hal kecil atau meribetkan sesuatu yang penting, 75 rupiah itu penting lho? itu duit, bukan pecahan genteng. Tapi kita bicara tentang bagaimana etika berdagang yang baik.

Setidaknya memang harus ada win-win solution untuk ini. Nggak papalah kalau mau pakai pembulatan harga, yang penting masih rasional.

Makanya, sekarang, kalau bisa dan mau belanja banyak, saya sering pake kartu debit BCA, soalnya kasir pasti tidak akan membulatkan harga, pasti ditulis seadanya, jadi menghindari “manipulasi” harga yang penting kayak gitu. Lebih enak dan nyaman.

Maafkan saya, saya cuma pengin nyampah siang ini…

XOXO,

Toekang Roempi