5 Pujian Yang Paling Disukai Wanita

Penghargaan dalam bentuk verbal, diyakini bermanfaat dalam kehidupan kita. Baik itu dalam kehidupan personal atau profesional. Manusia, senang sekali dipuji. Walaupun terkadang pujian dan kalimat-kalimat gombal memang agak susah dibedakan.

Berikut ini adalah 5 jenis pujian yang paling disukai oleh wanita :

  • “Kamu Nggak Tergantikan”

Ini adalah salah satu kalimat yang cukup jitu untuk membuat pasangan anda bahagia. Kenapa kalimat ini menjadi begitu efektif? Ingat ketika anda putus cinta. Hal yang paling menyedihkan dan sulit sehabis putus cinta adalah menemukan bahwa anda dengan cepat tergantikan oleh orang lain. Dan mendengar kalimat ini dari mulut pasangan anda menjadi sangat menyenangkan. Kunci dari ucapan ini adalah dengan mengatakannya sambil menatap dalam-dalam mata pasangan anda. Dan biarkan kata-kata yang anda ucapkan berbicara lebih banyak bahwa dia adalah sosok yang unik dan tak tergantikan oleh siapapun juga.

  • “Kaulah Cahaya Hidupku”

Kadang-kadang memang terdengar berlebihan, tapi mari kita lihat lagi. Sebuah hubungan bisa berakhir dengan segera setelah salah satu dari pasangan bersikap tidak menghargai tindakan dari pasangan. Dengan mengatakan ini, pria hendak mengirim sinyal pada pasangannya bahwa pasangannya tersebut sudah melakukan banyak hal untuknya. Memilih untuk bersama dengan si pria, dan mendukung dengan memberikan banyak sekali dukungan. Dan kalimat Kaulah Cahaya Hidupku terdengar begitu indah ditelinga si wanita karena ini adalah salah satu tanda bahwa si pria menghargai semua yang sudah dilakukan oleh pasangannya dan pengaruhnya bagi kehidupan pribadinya.

  • “Kamu Sempurna Seperti Adanya Dirimu”

Inilah kalimat yang membuat hari-hari wanita menjadi lebih cerah dan ceria. Karena mereka tidak lagi merasa harus berusaha terlalu keras untuk menjadi seseorang yang disukai oleh pasangannya. Dengan mengatakan kalimat ini, Pria telah memberikan sebuah tanda bahwa bagaimanapun juga, si wanita tetap terlihat sempurna dan selalu diterima, bagaimanapun keadaannya. Jika ingin membuat hari-hari pasangan Anda begitu terasa indah, kirimkan sebuah puisi atau cuplikan lagu terkenal tentang bagaimana mencintai orang dengan apa adanya. ex : Billy Joel – Just The Way You Are misalnya?

  • “Saya suka dengan…(isilah titik2 ini dengan apa yang anda sukai dari pasangan anda)

Pilih salah satu bagian tubuh dari pasangan anda yang paling anda sukai. Katakan dengan tulus bahwa anda menyukainya. Kunci dari kalimat ini adalah ketulusan dan detail. Dengan memilih salah satu bagian yang bahkan dia sendiri tidak mengira anda menyukainya, anda akan meningkatkan rasa percaya dirinya. Wanita menyukai ini karena menganggap pria pasangannya memperhatikan detail dari diri sang wanita itu sendiri.

  • “Saya Sangat Bangga Dnganmu”

Salah satu kunci keberhasilan dari sebuah hubungan adalah saling mendukung satu sama lain. Memperhatikan hal-hal yang dilakukan oleh pasangan anda dan menghargai semua hasil jerih payahnya adalah tindakan yang cukup bagus. Dukung pasangan anda dan berikan penghargaan dengan mengatakan kalimat ini.

Tatat Dan Bohai : Ternyata “I Love You” Saja Tak Pernah Cukup

"lying on the floor"

"lying on the floor"

Di suatu siang di hari libur (bukan sambungan dari cerita sebelumnya lho…) – Tatat dan Bohai sedang “nglemprak” berdua dilantai kamar kos. Tidak melakukan apa-apa. Belum lebih tepatnya. Kertas itu masih putih. Jari-jari lentik Bohai masih memutar-mutar bolpoin layaknya mayoret sebuah marching band yang memainkan tongkatnya dengan sedemikian rupa.

Mereka berdua tampak sedang memikirkan sesuatu…

“Uhmmm….” Bohai bergumam sembari melihat ke arah Tatat yang juga sedang melihat ke arahnya. mereka berdua tersenyum malu seakan baru pertama kali bertatap muka.

“Kamu mau nulis apa sih?” tanya Tatat.

“Uhmmm….”

Tatat tersenyum. Bohai beringsut pelan.

I wanna write sumthin’…sesuatu yang mungkin bisa jadi pembahasan yang penting. Antara kita berdua…”

“Kamu mau nulis seberapa banyak tamu yang bakal kita undang ke pernikahan kita kelak?”

“Ngaco!” Bohai memukul mesra dada kekasihnya.

Kali ini Bohai menggigiti ujung bolpoin ditangannya.

"love"

"love"

I Love You…” ujar Bohai sambil menuliskan kata itu diatas secarik kertas berwarna putih di depan mereka.

“Hah?” Tatat keheranan.

“Ya. I Love You…Uhmm..menurutmu, dalam sebuah hubungan personal antar pasangan, apakah cinta saja cukup?”

Tatat terdiam. Bohai bersabar menanti jawaban dari seseorang yang saat ini ada dihadapannya.

“Hmm?” guman Bohai.

‘Uhmm…mungkin nggak. Mungkin juga iya. Menurutmu?”

“aku bisa aja nulis semua hal yang pengin aku tulis disini. Tapi kalau begitu artinya semuanya itu hanya berdasar pendapat aku aja. Aku kan nanya kamu. Kalau menurut Tatat, apakah cinta saja cukup untuk membuat sebuah hubungan personal itu tetap stabil dalam jangka waktu yang lama?”

“Yaaa…nggak lah…Ibarat kata begini, Apakah cukup sebagai manusia kita hanya hidup dengan cukup bernafas saja? tentu tidak kan? Pastinya ada aspek-aspek lain dalam kehidupan yang mampu menyokong kontinuitas hidup seorang manusia. Kita perlu makan. Kita perlu minum. Kita butuh istirahat. Kita butuh rekreasi. Dan masih banyak lagi lainnya.”

“Intinya, tak cukup hanya cinta kan?”

“Uhmmm..iya.”

“Oke…kalau begitu mari kita runtut apa-apa saja yang dibutuhkan oleh seorang pasangan agar hubungan mereka tetap stabil.”

Why are you doing this?”

Nothing! i just wondering..is it enough for someone says “i love you” and is this words have enough power to make a steady relationship?”

“Oooh…”

‘Oke mari kita mulai…selain cinta, apa saja yang kau butuhkan dari pasanganmu Tat?”

“Kepercayaan?”

“Oke..kepercayaan. Next?”

“Uhm…Kejujuran Dalam Komunikasi..”

Check. Teruuuusss…Uhmmm..bagaimana dengan Penghargaan? Bukankah kau selalu butuh penghargaan dari pasanganmu?”

“Ya, itu juga termasuk. Jangan lupa juga Pengertian. Kesetiaan. Penghormatan Yang Tulus Pada Pasangan,Kestabilan Finansial….uhmm…”

“Bagaimana dengan Penerimaan? Bukankah kita harus menerima pasangan kita dengan segala lebih dan kurangnya?”

“Kalau aku sih lebihnya aja..kalau kurangnya ogah…”

“Tataaaaaattt?” Tatat tertawa sementara Bohai manyun.

(kira-kira Tatat sungguh-sungguh nggak ya?)

“Oke lanjut lagi. Udah mulai banyak nih…”

“Oh ya…ini nih..tapi aku susah menyebutnya apa. Tapi pernah nggak sih terpikirkan bahwa ketika kita memilih pasangan kita, disaat itu pula kita secara tidak langsung memutuskan untuk mau-tidak-mau terlibat dengan segala hal yang berhubungan dengan pasangan kita?”

“Maksudnya?”

“Maksudnya begini. Ibarat kata orang nikah, nggak cuma seorang itu aja yang dinikahi, tapi dia juga menikahi keluarganya. So this is not just about pernikahan 2 orang saja, tapi pernikahan 2 keluarga dengan latar belakang dan budaya yang berbeda. Seperti itu pula ketika kita pacaran. Kita harus siap untuk masuk ke dalam kehidupan pacar kita. Kita mau kenal dengan teman-temannya. Kita mau ngumpul dengan keluarganya. Dan lain sebagainya. Apa itu nyebutnya?”

“Hmmm…entahlah…aku tidak bisa menemukan padanan yang cocok. Tapi menurutmu, kamu ndak udah melakukan itu?”

“Oh ya?” tanya Bohai.

“Uhmm..belum total sih..Tapi kayaknya kamu juga belum kan”

“Iya juga. Habisnya…sepertinya dunia kamu dan teman-temanmu sangat berbeda…i just cannot live in it..Tapi setidaknya aku kan juga tahu temen-temenmu. Aku juga udah tahu keluargamu kan?”

“Kamu pikir itu cukup?”

“Semoga saja iya. And by the way…teman-temanku berpikir bahwa kamu nggak ramah. Bapak kos juga pernah bilang kalau sikap kamu kurang sopan. Could you just say hi to him and give him a smile?”

“Ah, males ah..”

“Sadar nggak sih kalo sikap cuek kamu itu justru bikin situasiku serba sulit? Kalo begini terus sebaiknya kamu jangan datang lagi kesini Tat…”

“Kok pembicaraannya jadi serius gini?”

“Lhoh? kita sedang membicarakan tentang hal-hal apa saja selain kata “aku cinta kamu” yang bisa bikin hubungan kita stabil. Ini berarti juga kita sedang mencari satu lagi item. Yaitu Menyamakan Persepsi. Menurutku itu sangat penting, bahwa apa yang menurutmu nggak penting itu buat aku sangat penting, begitu juga mungkin sebaliknya. Kalau hal seperti ini dibiarkan terus, bisa-bisa hubungan kita jadi kacau..”

Tatat mulai merasa tidak nyaman. Dia bangkit dari posisi “nglemprak” nya.

“seperti biasa, lari dari diskusi.”

“Aku nggak lari kok. Cuma males aja. Hal kayak gitu kan nggak penting banget? Kenapa sih nggak bisa santai aja ngejalanin ini?”

Bohai diam. Satu lagi perbedaan antara dirinya dan Tatat. Dia suka membahas apapun dan Tatat lebih suka hal-hal yang tidak membuat dirinya pusing.

(ssstt…Bohai melihat ini sebagai ketidakseriusan dari penyataan “Mencintai Bohai Sepenuh Hati” oleh Tatat)

“udah ah, aku mau pulang aja…”

Bohai diam. “Ya udah kalo mau pulang…”

Tatat keluar kamar dan turun melalui tangga. beberapa detik kemudian dia sudah menghilang dari pandangan mata Bohai. beberapa saat kemudian suara deru motor menyala dan beranjak menjauh.

Bohai terdiam dalam situasi hening. Tirai kamarnya melambai-lambai tertiup angin siang dimusim kering kota Semarang.

Sejurus kemudian dia melihat daftar yang baru saja dia buat bersama dengan Tatat. belum selesai…masih ada nomer-nomer lain yang belum diisi. Tatat memegang kertas itu. Dia beranjak menuju memo pad yang tertempel didinding kamarnya. Dia mengambil memo nail dan menancapkan kertas berisi daftar yang berheadline “I Love You” itu ke memo pad.

iloveyouBohai menarik nafas panjang…

“Hhh…ternyata, cinta saja memang tidak pernah cukup buat aku…”

XOXO,

Toekang Roempi

Tatat Dan Bohai : Tentang Dukungan Dikala Susah

Tatat nggak doyan makan. Bah! Ada apa gerangan? Bohai tak tahu. Bohai jadi seperti kehilangan “partner in crime” malam ini.

“kamu kenapa sih Tat?” Tanya Bohai. Tatat cuma diem. Bohai tambah bingung. Padahal nih ayam goreng sambel tomatnya enak banget, tapi malam ini jadi berubah amburadul. Ini nih musuh makanan enak. Mood! Rule number…sekian dari aturan memamah biak si Bohai, dilarang makan dengan mood jelek! Karena mood jelek bisa mengacaukan indra penciuman. Rasa makanan jadi kacau nggak jelas. Dan S**T! Bohai pun harus mengalami kejadian ini.

Sepanjang malam Bohai dan Tatat nggak banyak bicara. Bahkan sampai Tatat pulang – setelah melakukan prosesi cium kening, 2 mata, hidung, dan bibir, sambil bilang “aku pulang ya say?” – Tatat masih kelihatan suntuk. Ah, ciuman-ciuman itu jadi tak terasa kehangatannya. Bohai manyun.

Bohai masih nggak bisa tidur. Sementara disana Tatat juga. Mungkin ini karena efek udara panas di Semarang akhir-akhir ini. Rasanya gerah minta ampun.

Tatat nggak mau jujur. Dia lebih milih diam. Ih, apa semua cowok begitu ya? Heran!

Lalu henfon Bohai bergetar (memang sengaja, udah malam soalnya – takut ganggu tetangga 😀 )

SMS dari Tatat :

“Bohai ge apa?”

SMS Balasan buat Tatat dari Bohai.

“Lagi rebahan. ga isa tidur. Gerah je? Tatat blm tidur?”

Tatat bales lagi.

“Belum. Tatat gi sedih. Lamaran kerjaan yang Tatat kirim kok belum ada yang jebol ya? Padahal udah keluar duit banyak buat apply kesini kesitu tapi masih belum ada hasil juga”

Bohai bales sms Tatat dengan Semangat Positif Ditularkan Mode : On

“Tatat sabar ya? tatat harus tetep rajin sholat seperti biasanya, jangan kaya Bohai. Mule sekarang tatat jadi anak baik. Ga perlu khawatir Bohai tetep disini. Ga usah ngerasa nggak enak ama Bohai

“Emang Tatat kurang baik ya?”

“Ga juga. Udah baik kok. Mungkin harus lebih ramah sama  orang lain. Banyak temen kan banyak rejeki? Oh ya, dapet salam dari Nepih, katanya kudu banyak senyum 🙂 “

“hehehe, salam balik. Tapi muka Tatat kan ancur, Tatat ga bisa senyum. Bohai kan tahu itu?”

“Ya tapi kan muka ancur bisa dibikin jadi lebih enak dilihat kalo Tatat murah senyum?”

“Hehehehe, muka ancur tetep kudu senyum yak?bisa bisa…btw, Bohai masih cinta Tatat kan kalo Tatat dalam keadaan gini terus?”

“:) selama Tatat masih cinta dan setia, Bohai ga akan kemana2 kok….”

“Love u bohaiku…”

“love u jg Tatatku…”

Dan cerita roman picisan dimalam buta itupun berakhir dengan suksesnya Bohai “klenger”  dengan dengkurannya yang khas! Bener-bener deh tu orang, nggak tahu sopan-santun. 😀

Tatat memang sedang dalam masa “pencobaan”. Ya anggap saja begitu. Dia kehilangan pekerjaan beberapa waktu lalu dan sampai sekarang belum mendapatkan gantinya. Sebenarnya sih bukan disebut kehilangan juga, karena Tatat yang memaksa untuk berhenti bekerja dengan alasan benci ma Bosnya.

Bohai sudah sering bilang kalau Tatat jangan emosi. Harus sadar kalau jaman sekarang nyari kerjaan itu susahnya minta ampun. Tapi Tatat lebih dikuasai emosi dan darah mudahnya. Akhirnya dia resign tiba-tiba dengan rasa percaya diri tinggi bahwa dia bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Tapi Tatat mengesampingkan bahwa krisis ekonomi global sekarang ini membuat semuanya makin sulit. Dan balakangan Tatat baru menyadarinya.

Tatat bukan orang pertama yang mengalami kerugian karena terbawa emosi. Dulu Bohai juga sempet merasakan tidak enaknya jadi pengangguran. Bohai tahu bahwa kadangkala, kita harus sedikit berdamai dengan situasi, bahwa emosi jangan terlalu dikedepankan. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Harusnya begitu. Tapi dulu Bohai lebih memilih keluar ketimbang berdamai dengan situasi. Dan akhirnya Bohai jadi pengangguran lebih dari setahun. Dan pengalaman itu memberikan Bohai pelajaran berharga, bahwa situasi dikantor, sesulit apapun, pasti mutlak terjadi. Konflik dengan teman seprofesi atau bahkan mungkin dengan bos sekalipun, sudah menjadi hal-hal yang wajar. Kenyamanan dalam bekerja memang hal yang utama. Tapi masalah, tidak bisa diharapkan nihil dalam dunia kerja. Selama kita masih bisa bekerja dengan baik, selama kredit poin kita masih bagus, dan bos tidak ada masalah dengan hasil kerja kita (dengan kata lain nggak mecat kita), kenapa kita sendiri yang harus repot?

Makanya sekarang Bohai jadi tahu bagaimana situasi ini membuat Tatat galau. Sebagai seorang lelaki, menganggur adalah hal yang memalukan. Dan tugas Bohai sekarang adalah mendukung Tatat untuk terus berusaha.

Bohai tahu kalau semua ini akan berakhir dan dia percaya bahwa mendukung Tatat adalah satu-satunya hal yang bisa dia lakukan sekarang. Bohai tidak bisa melakukan apa-apa selain memberikan dukungan agar kekasihnya yakin bahwa Tuhan akan memberikan kesempatan kedua untuk Tatat bisa belajar dari kesalahannya dimasa lalu.

“Aku nggak malu kalo harus kerja jadi OB sekalipun” begitu Tatat bilang tempo hari.

“Iya…Tatat nggak perlu malu, yang penting kerjaan halal. OB juga dihormati posisinya sekarang”

“Bohai nggak malu punya pacar OB?”

“Sekarang aja, Bohai nggak malu pacaran ma pengangguran? apalagi ntar jadi OB? yang penting Tatat nggak jadi perampok!”

Lalu keduanya tertawa.

 “Bohai…”

“Iya Tat?”

“Tatat cinta sama Bohai…”

hug1dan mereka pun berdansa dibawah lampu kamar yang sudah mulai kehilangan dayanya. Tanpa musik yang terdengar, tapi mereka tahu, kalau langkah-langkah mereka malam itu diiringi oleh alunan musik yang sama, yang hanya mereka berdua yang mendengarnya. Musik yang bisa membuat Bohai tetap mendukung Tatat, dimasa-masa susah, dan musik yang membuat Tatat percaya bahwa kekasihnya ada saat dia butuh dukungan.

*dan momen itu muncul ditengah-tengah waktu tidur Tatat dan Bohai*

PS : Bohai berhenti mendengkur ketika dia bermimpi berdansa dengan Tatatnya tercinta.

Note from toekang roempi : duh, prewi kok ngorok… 😀

XOXO,

Toekang Roempi

Tatat Dan Bohai : Antara Cinta, Eye Candy, dan Cemburu Yang Tak Beralasan

Seperti biasa, Tatat dan Bohai menghabiskan waktu senja mereka dengan berkeliling kota semarang dan mencari sesuatu yang bisa dimakan, dikala kantong sudah mulai agak kempes.

Rencananya hari ini mereka hendak mempertontonkan kemesraan mereka dengan menjadi pasangan paling narsis sedunia dengan mengambil “beberapa” take pemotretan di daerah sekitar Rinjani. Tempo hari Tatat sudah berseru “Bagus banget disini! Kapan-kapan kita foto disini ya?” Tapi malam itu tampaknya cuaca sedang coba ingin bermain-main dengan asumsi Tatat dan Bohai.Demi melihat langit yang agak kelabu dan angin yang cukup menderu, mereka sepakat membatalkan rencana bikin foto pre wedding 😀 . Uhm, sebenarnya bukan 100% sepakat, karena Bohai tahu, Tatat agak nggak rela dengan batalnya rencana.

Hitung saja berapa kali rencana mereka batal gara-gara hujan. Mau ke Pantai Marun, batal karena hujan. Mau kemana lagi, ujan. Mau kesana ujan, mau kesini ujan. Semuanya batal karena hujan. Seringnya Tatat bilang “yakh..mungkin belum rejeki kita buat indehoy berdua ditempat-tempat romantis ya say?”…Dan Bohai hanya tersenyum. Padahal Bohai tahu, kalau sudah begini situasinya, sedikit banyak Tatat nyalahin Bohai karena dari sebagian besar batalnya rencana, Bohailah yang berinisiatif. semuanya karena satu hal, Bohai males berhujan-hujanan. (ya iyalah, siapa juga yang mau berhujan-hujanan pada saat harusnya bisa beromantis ria ditengah cuaca cerah? Hanya di film india aja kali yang pacaran dan nyanyi sambil berbasah-basah)

Ya, seperti malam itu dimana lagi-lagi Bohai membatalkan rencana. Dia bilang ” Mau ujan ik, nggak jadi aja ya?” dan Tatat cuma bilang “Ya udah…kalo gitu.” seperti biasa, dengan nada ekor yang tidak ikhlas. Bohai tahu itu. Tapi Tatat juga nggak bisa maksa. Dan akhirnya mereka cuma bisa manyun…tapi Bohai sempat bilang “Aku tahu kamu pasti nyalahin aku to? Aku tahu kamu pasti nggak rela…biasa, ujan yang bikin kacau tapi kamu marahnya sama aku…” Bohai manyun, Tatat jadi malas membahas. Dan mereka pun berkendara tanpa tujuan yang jelas.

Lalu mereka mampir ke gerai kebab Baba Rafi. Sejak kemarin Bohai ngidam kebab buatan baba rafi itu. Sayangnya Tatat juga nggak berusaha memenuhi kebutuhan hasrat makan kekasihnya. Akhirnya, Bohai kudu sabar menunggu sampai saatnya tiba. Dan saat itulah akhirnya Bohai bisa “ngawu-awu” a.k.a ngamuk, dengan kebab extra telor dan keju yang rasanya jadi nggak jelas, antara gurih roti, manisnya daging sapi, dengan anyepnya telur plus asinnya keju…Bohai sempat bertanya-tanya..”Saosnya mana sih? kok ga berasa?”

Setelah dari kedai Baba Rafi, mereka berdua menuju Matahari Plaza simpang 5, yang beberapa hari lalu sempat ditutup karena sebuah insiden runtuhnya tembok penyangga bangunan dan menyebabkan 1 orang tewas (turut berduka cita ya?). Niatnya sih Bohai mau beli DVD bajakan, tapi filmnya belum tahu.

Tatat paling nggak ngerti dengan kebiasaan Bohai yang satu ini. Seneng belanja DVD bajakan – padahal Bohai sering bilang “No piracy!!” tapi untuk yang satu itu Bohai lebih “fleksibel” dengan alasan, kalau mau nunggu bioskop  yang nayangin, bisa-bisa puser jadi jamuran! Liat aja E Plasa ama Citra? filmnya ndak ada yang mutu…lagi-lagi horor dalam negeri? Pantesan hantu-hantunya bikin manusia kerasukan, habisnya, ndak ada yang dapet royalti dari penjualan karakter mereka sih? mereka protes dan berdemo dengan membuat manusia pada kesurupan!”

Bohai tahu kalau sebenarnya dia juga masih banyak DVD yang belum ditonton. Tapi malam itu dia berniat mencari lagi. Tapi apa yang terjadi? rencana memang tinggal rencana. Ke Rinjani gagal, beli DVD juga gagal! Lapak DVDnya tutup! dan kali ini tutupnya juga nggak wajar, kemana semua DVD bajakan itu??? Kok pada ngilang? sebarang-barangnya? seorang-orangnya?

Dan Bohai pun bertanya kepada mbak tetangga konter yang ada disebelah lapak DVD itu. Mbaknya bilang ” Wah ndak tahu tuh, dari kemarin juga udah tutup”. Menurut Tatat, ini pasti karena mereka sudah dengar kalau sebentar lagi bakal ada yang namanya “garukan” DVD bajakan.

Lah kalo gitu mereka denger darimana ya? Wah..jangan2 operasinya sudah bocor duluan? Ah, udah biasa mah kalo itu. Ntar ujung-ujungnya juga diberita dibilangnya begini …”bla..bla…bla..diduga informasi sweeping ini telah bocor sehingga tidak ditemukan barang bukti…” Lah, siapa yang ngebocorin rencana yang harusnya cuma petugas yang tahu?. Logikanya..berarti yang bocorin itu….siapa donk? petugasnya sendiri? Wah..jangan su’udon…siapa tahu si tukang bakso yang lewat depan kantor polisi yang kebetulan denger kalo polisi sedang berencana mengadakan sweeping, dan kebetulan si Tukang Bakso ini juga langganan beli DVD bajakan film india di lapak yang dimaksud dan tidak ingin kehilangan sumber film-film india baru dan bermutu, sehingga si Tukang Bakso buru-buru “menyelamatkan” si empunya lapak DVD bajakan. Fffuh..rantainya panjang ya?

Dan BTW, Bohai rada kecewa tapi sekaligus lega. Kecewa karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya tapi sekaligus lega, karena akhirnya uangnya nggak keluar kantong untuk belanja DVD. Kalau si Tatat mah biasa aja, wong dari awal dia sudah BT, jadi nggak ada bedanya, lapak DVD buka atau nggak, bawaannya tetep BT.

"MnM"

"MnM"

Sepanjang waktu jalan-jalan, Bohai dan Tatat terlibat diskusi panel yang sebenarnya lebih cenderung ke debat kusir nggak makna. Apalagi kalau bukan seputar hubungan cinta mereka.

Dimana lagi kalau bukan di Mall, kita bisa ber window shopping, mencari yang bening-bening, biar pikiran juga nggak butek. Termasuk Tatat, yang hobi banget celingukan ke kanan dan ke kiri. Bohai sih biasa aja melihat tingkah Tatat yang begitu. Malah kadang-kadang Bohai juga ikut ngebantuin Tatat kasih komentar “bening ya?” dengan nada nyindir. Tapi seringnya Tatat bilang “Ah, nggak!” padahal Bohai tahu, kalau Tatat juga mikir orang yang baru saja mereka lihat, jidatnya “cling”.

Bohai sering cemburu kalau Tatat lirik kanan kiri. Tapi Bohai tahu dia nggak berhak cemburu, karena dia juga kadang suka lirik kanan kiri. Hanya saja bedanya, kalau Bohai bisa berterus terang pada pasangannya. Kalau memang lihat yang bening, ya dia bilang bening. Tapi kalau Tatat beda. dia lebih suka “empet” dengan pendapatnya sendiri. Itulah kenapa Bohai selalu saja berusaha membantunya dengan memancing si Tatat untuk bilang “iya..bening”

Mau jujur aja kok susah sih Tat? begitu Bohai sering bilang. Menurut Tatat, dia takut Bohai cemburu. Bohai mengerutkan dahi. Menurut lo?

Seperti malam itu dimana Tatat cerita kalo ditempat dimana dia biasa “nongkrong”, wajahnya bening-bening. Lalu Bohai nanya, “kalau tahu gitu kok kamu masih mau sama aku? kenapa nggak sama yang bening-bening itu?”

Menurut Tatat, semua yang bening-bening itu cuma Eye Candy saja, selingan dikala senggang. Cuma buat bikin mata seger.

Bohai mikir..lalu mengatakan sesuatu..

“sadar nggak sih kalau itu sama artinya kamu mau bilang – “yang dirumah butek. Nggak enak dilihat, makanya aku keluar dan mencari eye candy yang bisa bikin mataku seger…? sama saja kamu mau bilang “muka kamu butek Bohai, bikin mata sepet”

Tatat masih berkelit. Dan Bohai menunjukkan faktanya kalau dia sudah mulai agak tidak nyaman dengan semua hal ini.

Beda situasinya kalau kita jalan-jalan ke mall dan kemudian melihat seseorang yang jidatnya kinclong. Itu namanya rejeki. Nemu dijalan, masih bisa di tolerir lah. Tapi kalau udah sengaja nongkrong di suatu tempat dan menikmati pemandangan yang disebut dengan eye candy, itu namanya sudah keterlaluan.Logikanya, kenapa orang males makan dirumah dan memilih makan diluar? karena makanan yang dirumah nggak mengundang selera, makanan yang dirumah nggak enak”

dan Tatat mengeluarkan jurus andalannya. Merayu “Yaaa..kan hidup butuh variasi sayangku, diluar sana ada banyak yang lebih dari kamu, tapi cintaku cuma buat kamu Bohaiku”

Dueng! si Bohai klepek-klepek. Tapi tetep berakal sehat.

“percuma deket secara fisik, kalau pikiran kamu sama yang diluar sana, ya sama aja boong

Obrolan tentang Eye Candy berhenti dengan kesimpulan Tatat paham benar dengan logika  yang diajukan oleh Bohai. Tatat juga paham kalau Bohai cemburu. Tapi Tatat tidak mengerti bagian kenapa dia disalahkan karena menikmati Eye Candy diluar sana? Bukankah itu adalah hal yang wajar? Kenapa cinta nya pada Bohai masih sering diragukan? Kenapa jadi begitu sangat rumit? Jalan sama Bohai jadi berasa nggak santai dan banyak aturan.

Sementara Bohai cuma diam dan sadar kalau dia baru saja membuat kesalahan. Yaitu berpikiran negatif tentang semua hal. Dia jadi lupa hukum tarik menarik yang pernah dijelaskan dalam buku the Secret miliknya. Bahwa alam semesta akan memberikan apa yang kita ingin kan dan pikirkan. Kalau sesuatu yang negatif mendominasi pikiran kita, maka terjadilah. Dan cemburu yang tak beralasan membuat semua pikiran buruk itu datang.

Ah, cinta..kenapa jadi begini rumit ya? Apakah Bohai sedang merasa dalam posisi tidak aman? Mungkin saja. .

Malam itu Tatat pulang dan mencium kening Bohai-nya. “Aku balik ya?”…Bohai cuma tersenyum. Yang pasti malam itu Bohai tidur dalam keadaan capek dengan semua pikiran-pikiran negatifnya. Semoga saja semuanya bisa hilang ketika dia bangun keesokan paginya.

*note from toekang roempi : Tatat dan Bohai adalah sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. Sama-sama doyan makan. Sering menghabiskan waktu kencan untuk wisata kuliner, walo akhirnya ya cuma makan disitu-situ aja, dengan alasan : “sudah tahu harganya”. Mereka berdua adalah tokoh fiksi yang saya ciptakan, tapi mungkin nyata ada di luar sana. Yang pasti Tatat dan Bohai akan menjadi tokoh dalam cerita-cerita pendek saya seterusnya…enjoy!”

XOXO,

Toekang Roempi

Jahat Atau Hak?

Sebuah pertanyaan yang mungkin tidak semua orang paham. Karena hanya saya dan teman saya saja yang paham hubungan antara pertanyaan diatas dengan sesuatu yang sedang terjadi saat ini, antara dia dan pacarnya yang jauh disana.

Tadi malam, ketika jam segitu saya sudah tidur (busyet! tumben banget jam 10 sudah berangkat ke peraduan..jiah!), dia mengirimkan pesan singkat pada saya – yang saya yakin  tidak hanya saya yang menerima sms tersebut. Dia bertanya “memutuskan pacar itu adalah sebuah hak atau kejahatan sih?”

Dan saya yang sudah tidur tidak menggubrisnya – tidak tahu lebih tepatnya.

Siangnya, saya baru membuka obrolan tentang hal itu dengan dia. Hak atau kejahatan?

Bingung. Blank. Tidak tahu harus menjawab apa.

Ibarat kata, putus pacaran itu..seperti perceraian kecil, menurut saya. Kalau ada kiamat besar dan kiamat kecil, ya begitulah posisi dari keduanya. Hanya berbeda di lingkupnya saja. Sama-sama tidak enak dan rumit, tapi yang satu dilembaga perkawinan yang satu masih dalam tahap pengenalan.

Teman saya ini akan mencoba untuk memutuskan bahwa sekaranglah saatnya mengambil keputusan, untuk berhenti saja sampai disini dan merubah statusnya menjadi single kembali. Hanya saja memang prosesnya tidak semudah itu. terlebih dia merasa bahwa kekasihnya yang satu ini baik hati-bahkan terlampau baik.

Dari dulu sampai sekarang-masalahnya dalam berhubungan adalah tentang jarak – (ah, siapa sih yang enggak?) Jarak jauh memang menjadi kendala. Jangankan yang jauh, yang dekat saja kadang masih suka terkendala dengan sibuknya pekerjaan apalagi yang berkilo-kilo jauhnya.

Teman saya ini-hampir sama seperti saya- bahasa cintanya adalah kedekatan, sentuhan, dan komunikasi. Jadi agak susah menangani perasaannya sendiri ketika berjauhan. Ya, tidak disentuh sama saja tidak dicinta. Kata-kata indah penuh cinta hanya terasa garing semata. Lewat percuma kalau tidak ada tindakan nyata. Setidaknya begitu kira-kira….

Ya, dia merasa semuanya kering. Seperti tidak berarti apa-apa. Itulah kenapa dia dilanda kebingungan luar biasa saat sekarang, ketika dia harus memutuskan “sepertinya sudah harus segera diakhiri…tapi dia baik banget”

Ini hak ku atau aku akan melakukan sesuatu yang jahat?

Menurut saya – ini yang saya bilang pada dia…

Bukan masalah hak atau jahat sih. Kalau keduanya bisa memulai semua ini dengan obrolan yang enak, menjabarkan duduk permasalahannya, dan mau sama-sama mengambil keputusan bahwa ini semua harus diakhiri, meski nanti akan ada yang sakit hati, saya rasa ini bukan kejahatan. memutuskan itu juga hak masing-masing pribadi, tapi tidak lantas bisa berbuat seenaknya. Semua tindakan, harus ada alasannya. Dan alasan inilah yang membuat hak jadi terasa tidak terlalu semena-mena, dan keputusan itu tidak terasa sebagai suatu tindakan yang jahat.

semoga bukan hal yang susah dimengerti oleh dia maupun siapa saja yang membaca ini.

Jahat atau Hak, semuanya berpulang pada sudut pandang masing-masing. Sekali lagi, proses yang penting. Asal prosesnya smooth, saya rasa semua keputusan selanjutnya akan bisa diterima oleh semua pihak?

bagaimana menurut anda?

XOXO,

Toekang Roempi