Seperti biasa, Tatat dan Bohai menghabiskan waktu senja mereka dengan berkeliling kota semarang dan mencari sesuatu yang bisa dimakan, dikala kantong sudah mulai agak kempes.
Rencananya hari ini mereka hendak mempertontonkan kemesraan mereka dengan menjadi pasangan paling narsis sedunia dengan mengambil “beberapa” take pemotretan di daerah sekitar Rinjani. Tempo hari Tatat sudah berseru “Bagus banget disini! Kapan-kapan kita foto disini ya?” Tapi malam itu tampaknya cuaca sedang coba ingin bermain-main dengan asumsi Tatat dan Bohai.Demi melihat langit yang agak kelabu dan angin yang cukup menderu, mereka sepakat membatalkan rencana bikin foto pre wedding 😀 . Uhm, sebenarnya bukan 100% sepakat, karena Bohai tahu, Tatat agak nggak rela dengan batalnya rencana.
Hitung saja berapa kali rencana mereka batal gara-gara hujan. Mau ke Pantai Marun, batal karena hujan. Mau kemana lagi, ujan. Mau kesana ujan, mau kesini ujan. Semuanya batal karena hujan. Seringnya Tatat bilang “yakh..mungkin belum rejeki kita buat indehoy berdua ditempat-tempat romantis ya say?”…Dan Bohai hanya tersenyum. Padahal Bohai tahu, kalau sudah begini situasinya, sedikit banyak Tatat nyalahin Bohai karena dari sebagian besar batalnya rencana, Bohailah yang berinisiatif. semuanya karena satu hal, Bohai males berhujan-hujanan. (ya iyalah, siapa juga yang mau berhujan-hujanan pada saat harusnya bisa beromantis ria ditengah cuaca cerah? Hanya di film india aja kali yang pacaran dan nyanyi sambil berbasah-basah)
Ya, seperti malam itu dimana lagi-lagi Bohai membatalkan rencana. Dia bilang ” Mau ujan ik, nggak jadi aja ya?” dan Tatat cuma bilang “Ya udah…kalo gitu.” seperti biasa, dengan nada ekor yang tidak ikhlas. Bohai tahu itu. Tapi Tatat juga nggak bisa maksa. Dan akhirnya mereka cuma bisa manyun…tapi Bohai sempat bilang “Aku tahu kamu pasti nyalahin aku to? Aku tahu kamu pasti nggak rela…biasa, ujan yang bikin kacau tapi kamu marahnya sama aku…” Bohai manyun, Tatat jadi malas membahas. Dan mereka pun berkendara tanpa tujuan yang jelas.
Lalu mereka mampir ke gerai kebab Baba Rafi. Sejak kemarin Bohai ngidam kebab buatan baba rafi itu. Sayangnya Tatat juga nggak berusaha memenuhi kebutuhan hasrat makan kekasihnya. Akhirnya, Bohai kudu sabar menunggu sampai saatnya tiba. Dan saat itulah akhirnya Bohai bisa “ngawu-awu” a.k.a ngamuk, dengan kebab extra telor dan keju yang rasanya jadi nggak jelas, antara gurih roti, manisnya daging sapi, dengan anyepnya telur plus asinnya keju…Bohai sempat bertanya-tanya..”Saosnya mana sih? kok ga berasa?”
Setelah dari kedai Baba Rafi, mereka berdua menuju Matahari Plaza simpang 5, yang beberapa hari lalu sempat ditutup karena sebuah insiden runtuhnya tembok penyangga bangunan dan menyebabkan 1 orang tewas (turut berduka cita ya?). Niatnya sih Bohai mau beli DVD bajakan, tapi filmnya belum tahu.
Tatat paling nggak ngerti dengan kebiasaan Bohai yang satu ini. Seneng belanja DVD bajakan – padahal Bohai sering bilang “No piracy!!” tapi untuk yang satu itu Bohai lebih “fleksibel” dengan alasan, kalau mau nunggu bioskop yang nayangin, bisa-bisa puser jadi jamuran! Liat aja E Plasa ama Citra? filmnya ndak ada yang mutu…lagi-lagi horor dalam negeri? Pantesan hantu-hantunya bikin manusia kerasukan, habisnya, ndak ada yang dapet royalti dari penjualan karakter mereka sih? mereka protes dan berdemo dengan membuat manusia pada kesurupan!”
Bohai tahu kalau sebenarnya dia juga masih banyak DVD yang belum ditonton. Tapi malam itu dia berniat mencari lagi. Tapi apa yang terjadi? rencana memang tinggal rencana. Ke Rinjani gagal, beli DVD juga gagal! Lapak DVDnya tutup! dan kali ini tutupnya juga nggak wajar, kemana semua DVD bajakan itu??? Kok pada ngilang? sebarang-barangnya? seorang-orangnya?
Dan Bohai pun bertanya kepada mbak tetangga konter yang ada disebelah lapak DVD itu. Mbaknya bilang ” Wah ndak tahu tuh, dari kemarin juga udah tutup”. Menurut Tatat, ini pasti karena mereka sudah dengar kalau sebentar lagi bakal ada yang namanya “garukan” DVD bajakan.
Lah kalo gitu mereka denger darimana ya? Wah..jangan2 operasinya sudah bocor duluan? Ah, udah biasa mah kalo itu. Ntar ujung-ujungnya juga diberita dibilangnya begini …”bla..bla…bla..diduga informasi sweeping ini telah bocor sehingga tidak ditemukan barang bukti…” Lah, siapa yang ngebocorin rencana yang harusnya cuma petugas yang tahu?. Logikanya..berarti yang bocorin itu….siapa donk? petugasnya sendiri? Wah..jangan su’udon…siapa tahu si tukang bakso yang lewat depan kantor polisi yang kebetulan denger kalo polisi sedang berencana mengadakan sweeping, dan kebetulan si Tukang Bakso ini juga langganan beli DVD bajakan film india di lapak yang dimaksud dan tidak ingin kehilangan sumber film-film india baru dan bermutu, sehingga si Tukang Bakso buru-buru “menyelamatkan” si empunya lapak DVD bajakan. Fffuh..rantainya panjang ya?
Dan BTW, Bohai rada kecewa tapi sekaligus lega. Kecewa karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya tapi sekaligus lega, karena akhirnya uangnya nggak keluar kantong untuk belanja DVD. Kalau si Tatat mah biasa aja, wong dari awal dia sudah BT, jadi nggak ada bedanya, lapak DVD buka atau nggak, bawaannya tetep BT.
"MnM"
Sepanjang waktu jalan-jalan, Bohai dan Tatat terlibat diskusi panel yang sebenarnya lebih cenderung ke debat kusir nggak makna. Apalagi kalau bukan seputar hubungan cinta mereka.
Dimana lagi kalau bukan di Mall, kita bisa ber window shopping, mencari yang bening-bening, biar pikiran juga nggak butek. Termasuk Tatat, yang hobi banget celingukan ke kanan dan ke kiri. Bohai sih biasa aja melihat tingkah Tatat yang begitu. Malah kadang-kadang Bohai juga ikut ngebantuin Tatat kasih komentar “bening ya?” dengan nada nyindir. Tapi seringnya Tatat bilang “Ah, nggak!” padahal Bohai tahu, kalau Tatat juga mikir orang yang baru saja mereka lihat, jidatnya “cling”.
Bohai sering cemburu kalau Tatat lirik kanan kiri. Tapi Bohai tahu dia nggak berhak cemburu, karena dia juga kadang suka lirik kanan kiri. Hanya saja bedanya, kalau Bohai bisa berterus terang pada pasangannya. Kalau memang lihat yang bening, ya dia bilang bening. Tapi kalau Tatat beda. dia lebih suka “empet” dengan pendapatnya sendiri. Itulah kenapa Bohai selalu saja berusaha membantunya dengan memancing si Tatat untuk bilang “iya..bening”
Mau jujur aja kok susah sih Tat? begitu Bohai sering bilang. Menurut Tatat, dia takut Bohai cemburu. Bohai mengerutkan dahi. Menurut lo?
Seperti malam itu dimana Tatat cerita kalo ditempat dimana dia biasa “nongkrong”, wajahnya bening-bening. Lalu Bohai nanya, “kalau tahu gitu kok kamu masih mau sama aku? kenapa nggak sama yang bening-bening itu?”
Menurut Tatat, semua yang bening-bening itu cuma Eye Candy saja, selingan dikala senggang. Cuma buat bikin mata seger.
Bohai mikir..lalu mengatakan sesuatu..
“sadar nggak sih kalau itu sama artinya kamu mau bilang – “yang dirumah butek. Nggak enak dilihat, makanya aku keluar dan mencari eye candy yang bisa bikin mataku seger…? sama saja kamu mau bilang “muka kamu butek Bohai, bikin mata sepet”
Tatat masih berkelit. Dan Bohai menunjukkan faktanya kalau dia sudah mulai agak tidak nyaman dengan semua hal ini.
“Beda situasinya kalau kita jalan-jalan ke mall dan kemudian melihat seseorang yang jidatnya kinclong. Itu namanya rejeki. Nemu dijalan, masih bisa di tolerir lah. Tapi kalau udah sengaja nongkrong di suatu tempat dan menikmati pemandangan yang disebut dengan eye candy, itu namanya sudah keterlaluan.Logikanya, kenapa orang males makan dirumah dan memilih makan diluar? karena makanan yang dirumah nggak mengundang selera, makanan yang dirumah nggak enak”
dan Tatat mengeluarkan jurus andalannya. Merayu “Yaaa..kan hidup butuh variasi sayangku, diluar sana ada banyak yang lebih dari kamu, tapi cintaku cuma buat kamu Bohaiku”
Dueng! si Bohai klepek-klepek. Tapi tetep berakal sehat.
“percuma deket secara fisik, kalau pikiran kamu sama yang diluar sana, ya sama aja boong“
Obrolan tentang Eye Candy berhenti dengan kesimpulan Tatat paham benar dengan logika yang diajukan oleh Bohai. Tatat juga paham kalau Bohai cemburu. Tapi Tatat tidak mengerti bagian kenapa dia disalahkan karena menikmati Eye Candy diluar sana? Bukankah itu adalah hal yang wajar? Kenapa cinta nya pada Bohai masih sering diragukan? Kenapa jadi begitu sangat rumit? Jalan sama Bohai jadi berasa nggak santai dan banyak aturan.
Sementara Bohai cuma diam dan sadar kalau dia baru saja membuat kesalahan. Yaitu berpikiran negatif tentang semua hal. Dia jadi lupa hukum tarik menarik yang pernah dijelaskan dalam buku the Secret miliknya. Bahwa alam semesta akan memberikan apa yang kita ingin kan dan pikirkan. Kalau sesuatu yang negatif mendominasi pikiran kita, maka terjadilah. Dan cemburu yang tak beralasan membuat semua pikiran buruk itu datang.
Ah, cinta..kenapa jadi begini rumit ya? Apakah Bohai sedang merasa dalam posisi tidak aman? Mungkin saja. .
Malam itu Tatat pulang dan mencium kening Bohai-nya. “Aku balik ya?”…Bohai cuma tersenyum. Yang pasti malam itu Bohai tidur dalam keadaan capek dengan semua pikiran-pikiran negatifnya. Semoga saja semuanya bisa hilang ketika dia bangun keesokan paginya.
*note from toekang roempi : Tatat dan Bohai adalah sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. Sama-sama doyan makan. Sering menghabiskan waktu kencan untuk wisata kuliner, walo akhirnya ya cuma makan disitu-situ aja, dengan alasan : “sudah tahu harganya”. Mereka berdua adalah tokoh fiksi yang saya ciptakan, tapi mungkin nyata ada di luar sana. Yang pasti Tatat dan Bohai akan menjadi tokoh dalam cerita-cerita pendek saya seterusnya…enjoy!”
XOXO,
Toekang Roempi