Satu Lagi Tentang Minimarket

Sebelumnya maaf buat I*******T…kebetulan kasus ini terjadi di Sarang Semut, bukan Sarang Lebah…

Malam sebelumnya saya belanja di salah satu gerai SEMUT yang paling baru di daerah Sompok. Seperti biasa, saya mencari Chimory, yoghurt yang cuma ada di sarang semut. Di label tertulis Chimory Strawberry harganya 5300, chimory Grape harganya 5950. Saya pilih yang strawberry karena harganya yang lebih murah.

Eh begitu nyampe dikasir, harganya berubah jadi 5950. A****T, saya ketipu lagi. Tapi kali ini saya nyoba nanya sambil pasang tampang asem.

“Kok harganya beda? dilabel 5300 kenapa disini jadi 5900?”

mbaknya yang masih training bilang “Mungkin belum diganti pak…”

lalu saya bilang lagi ‘Tolong tuh diganti…udah jadi keluhan banyak orang kalo label diI*******T kadang suka menipu”

dia cuma tersenyum dan bilang maaf.

dan karena mau nggak mau saya butuh itu barang, saya beli saja tentu saja dengan perasaan dongkol saya minum yoghurt itu dan sampai sekarang saya belum e’ek. Mungkin karena saya meminumnya dengan perasaan tidak senang.

Dan pagi ini, saya mampir ke tempat yang sama. Mungkin saya tidak belajar dari kejadian semalam. Seakan ditakdirkan untuk menjadi seperti kerbau yang jatuh ke lubang yang sama.

Saya langsung menuju ke rak penjualan Teh Hijau. Saya tidak salah melihat. TEH HIJAU cap KEPALA JENGGOT HARGA YANG TERTULIS DI LABEL 8900. Dan begitu nyampe kasir, berubah jadi 9800.

Oh please…not again…lalu saya tanya sama mas kasirnya.

“kenapa harga di label beda sama yang dikasir?”

lalu dia ngecek, dan kembali dengan sebuah label bertuliskan 9800.

F**K!

seharusnya saya memotret susunan rak teh tadi yang jelas-jelas tulisan 8900 ada di bawah Teh Hijau Cap Kepala Jenggot. Disampingnya ada Slimming Tea seharga 23 ribu something. Disampingnya ada LAXING TEA dengan harga sekian ribu dan kemudian yang berikutnya adalah TEH dari WRP seharga 30 ribu sekian. Dan saya masih menyesali kenapa saya tidak mendokumentasi susunan rak dan harganya supaya saya bisa kasih liat ke mas-mas itu bahwa harga di label tertera 8900 bukan 9800!

sekali lagi karena saya butuh, saya ambil barangnya. But still, masih dengan perasaan mendongkol.

agar menjadi sesuatu yang adil dan tidak menjelek-jelekkan satu pihak saja, saya ingin menegaskan : kadang hal2 seperti ini juga terjadi di tempat lain, minimarket lain maksud saya. seperti AL*****T atau bahkan mungkin H*******T dan juga C******R sekalipun. Kadang-kadang barang memang diletakkan sembarangan sehingga label yang ada dibawahnya sering berbeda dengan apa yang tertulis di mesin scan kasir.

ada sebuah peraturan tertulis yang mungkin memang mengikat dan sebenarnya menguntungkan pihak penjual.

APABILA TERJADI PERBEDAAN HARGA YANG ADA DILABEL DAN DIMESIN KASIR, MAKA PATOKAN HARGA YANG DIPAKAI ADALAH YANG DIKASIR.

Anda bisa melihat dimana letak kerugian kita sebagai konsumen?

Kita, akan cenderung melihat harga yang ada dilabel. Dan kita, cenderung akan memilih barang yang harganya murah. Dan seringnya, harga yang ada di mesin scan, lebih mahal daripada yang ada dilabel. Sangat jarang harga dimesin scan kasir lebih murah daripada yang ada di label rak barang. Dan karena hal ini lah banyak konsumen yang kemudian merasa sangat tertipu tapi kemudian tidak bisa bertindak apa-apa, karena sekali lagi, kita butuh barang itu.

Mestinya di tiap toko minimarket ada mesin pengecek harga yang bisa digunakan konsumen untuk mengecek harga barang sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antar konsumen dan kasir. kasihan juga kasirnya kalo konsumennya “NRITIL” kayak saya.

Tapi kejadian ini menyadarkan saya, bahwa seharusnya saya menjadi konsumen yang lebih berani lagi. Kalau memang saya mengalami ketidaksesuaian harga, ya seharusnya saya menolak untuk membeli barang tersebut dan mengembalikannya ke rak lagi dan mencari barang yang saya butuhkan di tempat lain.

Hal ini sekaligus untuk memberi pelajaran kepada pemilik toko atau pekerjanya, agar tidak MALAS mengganti LABEL kalau memang sedang ada penyesuaian atau memperbaharui data yang ada di mesin kasir.

Oh ya, dan lebih nyesek lagi, tadi pagi waktu saya beli teh, saya lihat lagi label yoghurt CHIMORY, dan harganya sekarang berubah jadi 5300.

DOUBLE F**K!

berarti semalam memang ada kesalahan kan????!!!???

THIS IS NOT ABOUT ONE HUNDRED or TWO HUNDRED, but IT”S All AbouT Being MISGUIDED!!

sebenernya saya ogah posting beginian..tapi sebagai konsumen saya juga punya hak mengeluh. Karena nyatanya masih banyak juga kejadian-kejadian begini.

Kalo sherina bilang “GEREGETAN…JADINYA GEREGETAN…”

Oh minimarket..minimarket…kapan sih mau sadar supaya tampilan yang modern itu didukung dengan sarana dan sumberdaya yang memadai dan nggak bikin keki???

XOXO,

Toekang Roempi

Ada Manipulasi Di Indomaret Dan Alfamart

Sebenarnya saya ingin memposting subjek ini sejak lama, tapi saya tidak tahu kenapa jadi tertunda. Yaaa, mungkin saya merasa tidak tega atau apalah, tapi yang pasti siang ini, saya ingin “mocking” sedikit tentang bagaimana saya – diperlakukan dengan “tidak menyenangkan” selaku konsumen.

Ceritanya begini, semalam saya belanja di Alfa Mart Comal, saya beli macem2 lah…oke, yang ini tidak ada masalah. Lalu saya kelupaan beli pisau cukur merk Gilette warna kuning. Harganya 3925 rupiah. Oke, saya bayar dengan uang 5000-an. Dan ternyata kasirnya cuma mengembalikan uang 1000 rupiah. dia bilang tidak ada 75 rupiah.

Kemarin, saya beli di Alfa Mart pleburan. Saya beli Malkist rasa abon. Dari harga yang tertera, saya melihat angka 4000 dicoret dan diganti dengan 3975. Hemat 25 rupiah. Tapi apa yang terjadi, kasir tetap menghitungnya sebagai harga 4000 rupiah? So? kenapa musti dicoret? repot bener?

Begitu juga dibeberapa Indomaret, juga seperti itu. Hhhh….

Entah bagaimana saya menyebutnya? Apakah ini tindakan manipulasi? Atau lebih parah boleh saya sebut sebagai pencurian? Kenapa harga 3925 tidak dihitung sebagai 3900, malah 4000? lalu kemana yang 75 rupiah?

Ada gosip kalau kelebihan uang itu adalah “komisi” dari konsumen kepada karyawan Minimarket seperti itu. Kelebihan2 uang seperti itu akan dikumpulkan dan dibagi untuk para karyawannya.

Well, siapa yang tahu? Wallohu’alam…

Saya hanya kesal karena saya merasa dimanipulasi. Harga2 tersebut memang jatuhnya murah kalau saja saya berbelanja dalam partai besar, kalau hanya 1 -2 barang, tetap saja jatuhnya mahal. Dan bayangkan saja jika 75 rupiah dikalikan 10 pembeli. Sudah 750, kalikan 100, kalikan 1000. Jauh ya perhitungannya? tapi bukan tidak mungkin target pembeli bisa mencapai nilai segitu.

Saya bukannya tidak ikhlas…dan saya tidak memukul rata semua AlfaMart atau Indomaret seperti itu. Mungkin ada juga yang tidak membulatkan harga dengan seenaknya. Ada yang malah tidak menghitung kelebihan harga itu. Misal, 3925 dihitung 3900. Pasti ada, karena saya pernah sekali mengalaminya dimana kasir AlfaMart, saya lupa daerah mana, menghitung dengan cara seperti itu. Tapi baru sekali saya mengalaminya dan berkali-kali saya mengalami hal yang tidak mengenakkan.

Perasaan ini…sama halnya ketika saya diberi permen untuk kembalian belanja. Saya bayar pakai uang kenapa saya di”susuki” pake permen? Emang situ mau kalau saya belanja bayar pake permen?

Pada saat inilah saya sebagai konsumen dan mungkin juga anda, harusnya menunjukkan posisi sebagai konsumen yang cerdas. Hanya saja memang, kadang2 hal itu dikalahkan dengan perasaan tidak enak, atau nggak mau cari gara-gara dimuka umum hanya karena uang 25 atau 50 perak.

Tapi memang hal seperti ini tidak selayaknya dibiarkan. Karena bagaimanapun, kesejahteraan karyawan minimarket itu adalah tanggung jawab para pemiliknya, bukan kita2 juga konsumen yang harus tanggung renteng urunan buat kasih komisi yang secara tidak langsung diambil dari pembulatan harga yang semena-mena seperti yang saya alami semalam.

Jangan bilang “Udaaahhh..itung-itung amal…” ya?

Percuma juga dihitung amal kalau sayanya sendiri nggak ikhlas. Toh masih banyak cara yang lebih enak buat beramal kok? Bukan dengan cara dimanipulasi seperti itu.

Harusnya, pemilik minimarket seperti itu memberikan pendidikan bagaimana berbisnis yang baik demi kepuasan konsumennya. Dan para supervisor bisa menindak tegas pada tiap kasir yang melakukan manipulasi. Demi apa lagi kalau bukan demi kelangsungan bisnis mereka sendiri?

Cuma sayang, masih sedikit konsumen yang mau cerewet soal beginian. Yaaaa..barangkali salah satunya adalah dengan tidak meributkan hal kecil seperti ini. Sekali lagi, ini bukan masalah memikirkan hal kecil atau meribetkan sesuatu yang penting, 75 rupiah itu penting lho? itu duit, bukan pecahan genteng. Tapi kita bicara tentang bagaimana etika berdagang yang baik.

Setidaknya memang harus ada win-win solution untuk ini. Nggak papalah kalau mau pakai pembulatan harga, yang penting masih rasional.

Makanya, sekarang, kalau bisa dan mau belanja banyak, saya sering pake kartu debit BCA, soalnya kasir pasti tidak akan membulatkan harga, pasti ditulis seadanya, jadi menghindari “manipulasi” harga yang penting kayak gitu. Lebih enak dan nyaman.

Maafkan saya, saya cuma pengin nyampah siang ini…

XOXO,

Toekang Roempi