Pusingnya Merencanakan Keuangan Pribadi

Siang ini, sambil “kerja”, saya iseng-iseng browsing ke beberapa situs online shop. Nggak ada niat buat beli sih, cuma seneng aja liat barang-barang bagus. Mulai dari baju sampai sepatu. Bagus-bagus…dan pengin beli.

Tapi..PLOP!!!

Ngimpi mulu. BANGOOOON oOOYY!!!

saya jadi sadar kalo ternyata selama ini saya ini memang banyak maunya tapi nggak punya cukup amunisi untuk bisa mewujudkan apa yang saya ingin. Well, beberapa bahkan banyak sih yang bisa saya dapat dari apa yang saya lakukan selama ini, tapi tetap saja…masih pengin ini itu, dan selama ini hanya sebatas pengin ini itu. Nggak punya cukup duit buat beli ini itu.

Akhirnya cuma bisa gigit jari…hehehe.

Tapi begini, karena saya lihat-lihat online shop dan lihat-lihat banyak barang, saya jadi pengin beli. Karena saya jadi pengin beli, saya jadi nyoba nge-cek kondisi keuangan saya dan kemudian saya sadar bahwa saya hampir tidak punya apa-apa.

WHATTTT!!!????

kemana perginya uang saya???

ah, kebanyakan cuma jadi TAI….karena habis cuma buat makan…

lalu saya sadar saya nggak punya tabungan sepeserpun di akun bank saya. Belum lagi kemudian saya sadar saya nggak punya asuransi karena barusan ada telepon dari salah satu agen asuransi yang pernah ngobrol bareng tempo hari.

Saya mengecek lagi gaji bulanan saya. Jumlahnya….sekian rupiah. Lalu dikurangi ini itu. Bayar kos (kegiatan laknat yang saya benci selama ini – oh, i wish i have my own house!)

terus dipotong belanja bulanan…sedikit untuk kirim ke kampung…kemudian untuk yang wajib dan masih tersisa sekian ratus ribu…

itu adalah biaya hidup sebulan…dan untuk biaya transportasi juga.

dan saya nggak punya dana untuk ditabung…bahkan untuk bujet seneng-seneng.

Tapi mungkin saya memang harus mulai prihatin dengan kehidupan saya. Kurangi makan-makanan enak dan mahal. Sudah harus mulai dengan murah meriah dan tetap enak. Kurangi jajan. Kurangi beli ini itu yang nggak perlu.

Saya akan mulai mengetatkan bujet saya bulan ini. Semoga saya bisa…

XOXO,

Toekang Roempi mode hemat : ON!

Your Name Card Is YOU!

berawal dari sebuah kartu nama….yang saya lihat-lihat..lagi dan lagi. Ada nama saya disana…kemudian ada sebuah garis melintang di bawah nama. Dan dua buah kata yang menjelaskan posisi saya di perusahaan ini.

Saya lihat lagi dan lagi…lagi dan lagi

dan saya merasa sangat kecil. Saya malu. Malu sekali.

“Berani-beraninya saya bangga dengan posisi ini, karena saya tidak bangga sama sekali, karena saya belum bisa menjadi seperti apa yang seharusnya dilakukan oleh orang yang berada diposisi seperti ini”

sekali lagi saya merasa sangat tidak percaya diri. Saya merasa sangat kecil. Saya rasa saya tidak berhak menyebut diri saya sebagai seorang MD.

Karena saya sama sekali tidak bisa memainkan alat musik.

Karena saya hanya bisa mendengarkan tanpa tahu teknisnya.

Karena kemampuan analisa saya tentang musik yang masih sangat cetek.

Karena saya tidak punya kemampuan untuk bersosialisasi dengan industri ini dengan cukup baik.

Karena saya hanya hanya melakukan apa yang tertulis, tanpa mau berimprovisasi.

Saya tidak punya kemampuan artistik yang baik.

saya hanya pendengar musik biasa. Bukan pecinta, tapi penyuka.

I can’t live without sounds of music, but it doesn’t mean that i am the right person on this position.

Banyak yang bilang saya ini terlalu mainstream. Saya tidak punya selera musik yang paten. Saya menyukai hampir semua jenis musik. Walau tidak sampai jatuh cinta banget-banget dengan satu jenis musik tertentu.

Buat saya, musik yang bagus adalah yang enak untuk saya dengarkan.

Entah kenapa saya merasa kecil sekali dibandingkan teman-teman saya dengan profesi yang sama. Saya tidak punya kemampuan apa-apa dibandingkan mereka. They’re amazingly people on the industry. And i can’t compete with them.

Tidak banyak yang saya lakukan. Selama ini hanya seujung kuku. Ternyata saya tidak punya passion yang cukup besar disini.

entah dimana passion saya yang sebenarnya….

and that’s why saya tidak suka menyebarkan kartu nama saya. Karena kartu nama itu adalah sesuatu yang bukan saya. sesuatu yang tidak saya kuasai dengan baik dan benar.

Padahal kartu nama itu adalah sesuatu yang mewakili siapa diri saya.

XOXO,

Toekang Roempi